Flownet Airtanah
Flownet merupakan peta yang berisikan kontur airtanah dan arah aliran airtanah. Garis kontur menunjukkan daerah-daerah yang mempunyai tinggi muka airtanah sama yang dapat dibuat melalui interpolasi dari titik-titik tinggi muka airtanah yang telah diketahui sebelumnya. Sedangkan arah aliran airtanah dapat ditentukan dengan menarik garis tegak lurus kontur tinggi muka airtanah.
Selain dapat mengetahui arah aliran airtanah, flownet juga berfungsi untuk memprediksi arah pencemaran airtanah, menentukan debit dan volum (potensi) airtanah di daerah tertentu, mengetahui daerah tangkapan (recharge) dan daerah pemanfaatan (discharge), serta mengetahui perubahan pola aliran /anomali karena penurapan airtanah.
Arah pencemaran airtanah adalah mengikuti arah aliran airtanah itu sendiri. Pada aplikasinya, dapat diketahui apakah sumur-sumur penduduk di suatu daerah berpotensi terkena pencemaran atau tidak jika ditemukan adanya sumber pencemaran seperti penampungan limbah indutri yang bocor atau TPA sampah.
Berikut cara pmbuatan flownet :
1.Plot data tinggi muka air (TMA) pada tiap-tiap sumur.
Apabila yang ada hanyalah data kedalaman muka air sumur, maka terlebih dahulu diubah menjadi data tinggi muka air tanah,yaitu data elevasi (ketinggian) tempat di mana sumur berada dikurangi kedalaman air sumur, maka akan diperoleh nilai TMA. Tinggi muka airtanah merupakan ketinggian muka airtanah dari rata-rata muka airlaut.
Cara memperoleh data kedalaman sumur di lapangan dapat diilustrasikan pada gambar berikut :
Dalam hal ini perlu diingat bahwa apa yang dimaksud kedalaman air sumur adalah berbeda dengan apa yang dimaksud ketinggian muka airtanah (TMA). Pada gambar di atas, apabila diketahui kedalaman air sumur (c) adalah 10 meter,sedangkan lokasi di mana sumur tersebut berada mempunyai ketinggian 245 mdpal, maka nilai TMA = 245-10=235.
2. Hubungkan titik-titik yang memiliki nilai TMA sehingga diperoleh kontur TMA (equipotensial line). Pembuatan kontur TMA dapat menggunakan metode Three Point Problem, seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut :
Metode Three Point Problem ini didasarkan pada data-data ketinggian muka airtanah yang telah diperoleh dari hasil pengolahan data kedalaman muka airtanah. Titik-titik ketinggian muka airtanah yang telah diketahui digunakan untuk mencari titik-titik ketinggian muka airtanah yang belum diketahui, yaitu dengan cara interpolasi. Titik-titik yang mempunyai nilai TMA sama selanjutnya dihubungkan dengan garis yang kemudian disebut dengan Equipotensial line atau garis kontur.
3. Buatlah garis arah aliran airtanah, yaitu dengan menarik garis dari daerah dengan TMA tinggi menuju daerah dengan TMA rendah dengan membentuk sudut 900 pada setiap perpotongan dengan garis kontur yang dilaluinya. Konsep ini merujuk pada sifat air yang mengalir dari tempat tinggi menuju ketempat rendah.
Apabila arah aliran telah terbentuk, maka flownet airtanah telah jadi dan siap untuk digunakan sebagai dasar analisis potensi airtanah suatu daerah.
Flownet airtanah yang ideal adalah apabila antara garis-garis kontur dan garis-garis arah aliran membentuk jaring-jaring persegi. Akan tetapi, flownet ideal hanya akan terbentuk pada daerah yang datar dan isottropis.
Sangat membantu , Terimakasih
BalasHapus